Belasan Sumur Minyak Kembali Meluing di Musi Banyuasin


MUSI BANYUASIN- Belasan sumur minyak kembali 'meluing' di Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Kejadian tersebut terpantau Minggu (9/10).

Sebelumnya, warga sempat dihebohkan dengan semburan minyak setinggi belasan meter di Desa Keluang, tepatnya di seberang SMAN 2 Keluang. Namun, kali ini bergeser ke lokasi Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Keluang.

Di tempat itu, sekitar 5 km memasuki area perkebunan sebelah kiri jalan Desa Tanjung Dalam sudah terlihat antrian mobil tangki maupun pickup pengangkut minyak yang berbaris menunggu antrian pengisian.

Selain itu, ratusan warga juga terlihat ikut menikmati berkah meluingnya minyak dengan istilah memeras atau mengumpulkan sisa-sisa ceceran minyak. Minyak tersebut ditampung oleh warga didalam jerigen untuk dijual ke pengepul yang siap membeli minyak mentah.

"Sudah sekitar satu bulan terakhir para pengebor mengebor minyak di lokasi ini, tapi yang cukup heboh sejak dua minggu inilah, kami cuma ikut kebagian rezeki saja," ujar Marwoto, pria paruh baya yang mengaku berasal dari desa sekitar lokasi tersebut.

Sementara, warga Desa Tanjung Dalam, sebut saja Fulan (bukan nama sebenarnya), mengatakan adanya kandungan minyak di Desa Tanjung Dalam bagi mereka merupakan suatu kejutan yang tak pernah terfikirkan sebelumnya.

Sisi positifnya, Desa Tanjung Dalam yang selama ini jarang dilirik jadi ramai dan terkenal, juga tentunya ada kontribusi bagi perekonomian masyarakat dan pendapatan desa yang diambil dari fee pemilik lahan untuk boran yang menghasilkan.

"Yang untung pastinya adalah pemilik lahan, mereka bisa dapat 20 hingga 25 persen dari hasil pengeboran minyak. Dan sayangnya kebanyakan pemilik lahannya bukan warga Tanjung Dalam," ujarnya.

Dijumpai pada salah satu titik pengeboran, salah seorang pengelola lahan, ia mengaku hanya memfasilitasi pengebor dengan menyediakan lahan. Dimana ia memungut untuk fee tanah, fee desa serta koordinasi lainnya, jika ditotal besarannya sebesar 30 hingga 35 persen.

"Fee tanah berkisar antara 20 hingga 25 persen, sisanya untuk desa dan koordinasi lainnya. Untuk satu right (alat pengebor - red), kami sepakat memberi alokasi satu hektar dan rata-rata pengebor yang datang itu bukan warga sini, karena warga sini belum pintar main minyak," jelasnya.

Ditambahkannya, untuk lahan miliknya baru satu titik yang meluing, sementara yang sudah banyak meluing berada di lahan milik inisial SP seorang warga asal C2 Berlian Makmur.

Dia meyakini, disepanjang hamparan yang tidak kurang dari 5 km tersebut terdapat kandungan minyak yang sangat banyak. Karena setiap pengeboran bisa dikatakan selalu berhasil mendapatkan minyak walaupun tidak meluing, namun kisaran 5 hingga 10 drum sehari pasti ada.

"Bisa dikatakan berhasil semua," tegasnya.

Sementara, Kapolsek Keluang, Iptu Kurniawan, saat dikonfirmasi pada Senin (10/10) terkait maraknya pengeboran minyak tersebut malah terkesan enggan bersuara.

"Mainlah kekantor," ujarnya menjawab melalui pesan singkat whatsapp.

(Snt)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama