Silber | Musi Rawas - Saat ini berkembang ditengah masyarakat khususnya kalangan remaja, psikotropika yang terdapat didalam obat batuk merk tertentu disalahgunakan.
Dimana saat dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan efek fly, karena berlebihan sehingga menekan kerja saraf. Psikotropika sendiri jika digunakan pada dosis dianjurkan sebetulnya adalah obat.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Musi Rawas, Hendra Amoer mengatakan penyalahgunaan yang dilakukan terus-menerus akan berdampak pada kebodohan, lebih dari itu mungkin akan berdampak serius bagi kesehatan.
"Ini yang perlu diwaspadai di kalangan pelajar khususnya SMP dan SMA," katanya.
Pihaknya berpesan, bagi para orang tua dan guru jika menemukan kemasan obat batuk tersebut dalam jumlah tak wajar di sekitaran sekolah maupun rumah, harus waspada.
"Artinya sudah ada penyalahgunaan," jelasnya.
Sementara itu, ada jenis narkotika lain juga mulai disalahgunakan, yakni jamur dari kotoran sapi. Dimana dalam Permenkes disebutkan narkotika tersebut termasuk dalam narkotika Golongan I.
"Itu sekarang digandrungi remaja, harus diwaspadai terhadap hal tersebut, sangat berbahaya bagi kesehatan," ujarnya.
Selain itu, penyalahgunaan lem dengan merk tertentu saat ini juga marak, parahnya sudah menimbulkan korban.
Memang jika berfikir praktis penjualan lem tersebut dilarang, dimana jika tidak dijual maka tidak ada yang memakai. Namun tentunya tak semudah itu, mengingat pada dasarnya lem dibuat untuk kepentingan tertentu, bukan untuk disalahgunakan.
"Untuk penyalahgunaan lem saat ini BNN belum menangani, mungkin barangkali dalam hal ini Dinas Sosial karena mereka punya panti rehab. Orang tua, guru dan lainnya perlu kewaspadaan dan pengawasan, sehingga anak tidak melakukan penyalahgunaan," terangnya.
Pecandu tidak pandang usia dan golongan, semua beresiko menjadi penyalahguna. Namun rata-rata dialami oleh umur produktif, terlebih ada juga anak-anak. Peran semua pihak sangat diperlukan, mari bersama wujudkan Indonesia sehat, perangi narkoba.
(Gpz)
