Polres Mura Ikuti Latihan Pra Operasi Stop Karhutla Musi 2023


MUSI RAWAS - Polres Musi Rawas (Mura), Pemda Mura, Kodim 0406 Lubuklinggau, Manggala Agni, perwakilan pimpinan perusahaan perkebunan duduk bersama mengikuti Latihan Pra Operasi Stop Karhutla Musi Tahun 2023 dan dilanjutkan Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kabupaten Mura.

Rapat tersebut digelar secara video conference melalui zoom meeting di Gedung Pesat Gatra, Mapolres Mura, sekitar pukul 09.00 WIB, Senin (11/9/2023), dipimpin langsung oleh, Kapolda Sumsel, Irjen Pol A. Rachmad Wibowo SIK, beserta PJU Polda Sumsel.

Nampak hadir langsung, Kapolres Mura, AKBP Danu Agus Purnomo SIK, MH dan Wakapolres, Kompol M Harsono SH, Pabung Mayor CPM Abdul Wahab Kabag Hukum Setda Mura, Muklisin, para kabag, para kasat, para kapolsek dan kasi Polres Mura.

Nampak hadir juga, Kepala BPBD Mura, Darsan, Kepala Sat Pol PP Damkar, Yudi Fahriansyah, Kasi Ops Batalyon Brimob B Pelopor (Petanang) Polda Sumsel, AKP Antoni, KPH, Edi Cahyono, perwakilan Manggala Agni, perwakilan PT AKL, PT MHP, PT Lonsum, PT Bina Sains, PT CLBB, PT Djuanda, PT Evans Lestasi dan perwakilan perusahaan perkebunan di Kabupaten Mura.

Saat pelaksanaan kegiatan tersebut, Kapolda Sumsel, Irjen A Rachmad Wibowo SIK,  menyampaikan beberapa arahan diantaranya, bahwa Provinsi Sumsel, tidak bisa dipungikiri terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), terbukti dari berbagai informasi baik dari media sosial maupun media massa.

"Oleh sebab itula, menggelar rapat ini bersama dengan unsur terkait serta jajaran Polres yang ada diwilayah hukum Polda Sumsel," kata Kapolda.

Kapolda menjelaskan, selain itu dalam upaya pencegahan sekaligus penanganan karhutla atau titik hospot, baik di Sumsel maupun daerah-daerah yang rentan terjadinya karhutla seperti OKI, Muba, OI termasuk Musi Rawas, maka kedepannya akan diturunkan personel Satuan Brimob Polda Sumsel.

"Diterjunkannya, personel Brimob ini, tentunya bertujuan untuk mengantisifasi serta penanganan karhutlabun," jelas perwira berpangkat bintang dua ini.

Dalam kesempatan itu, Kapolres Mura, AKBP Danu Agus Purnomo SIK, MH, menyampaikan arahannya mengenai Latihan Pra Operasi Stop Karhula Musi Tahun 2023 dan Dilanjutkan Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla, sesuai dengan informasi sekaligus arahan dari Bapak Kapolda, Irjen A Rachmad Wibowo SIK, bahwa pada, Rabu, (13/9/2023), nanti kami dari Polda Sumsel, nanti akan melepas Satgas dari unsur Polri dalam hal ini Brimob Polda Sumsel, yang akan mempertebal pembantu kegiatan rutin yang ditingkatkan dalam hal ini, pencegahan dan penanganan kabut asap, karhutlabun.

"Dalam hal ini juga sama, walaupun juga sudah menyiapkan kegiatan personel, hingga bahan sekaligus paparan, memang tidak bisa dipungkiri kondisi cuaca masa El Nino, dan udaranya saat ini bisa dikatakan sudah mulai terasa efeknya," kata Kapolres.

Kapolres menjelaskan, selain itu juga disampaikan bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten Mura, bertahan hidup dengan cara bertani dan berkebun baik karet, sawit, maka rentan akan terjadi pemicu titik hotspot/karhutlabun.

Karena disamping itu juga kultur jenis tanah yang ada di Kabupaten Mura, ini cukup berbeda dengan berbeda di daerah pesisir baik dari OKI, Muba  atau OI, maka sering terdampak kabut asap yang timbul karena mempunyai lahan gambut. Namun diwilayah kita juga ada, walaupun tidak banyak, karena wilayah di tanah kita jenis tanah mineral, beda dengan tanah gambut yang ada di daerah pesisir.

Seperti terjadinya karhutlabun di Desa Lubuk Tua dan Desa Pagar Ayu, namun berkat sinergi, baik Polres, Polsek, Kodim 0406 Lubuklinggau, BPBD, Manggala Agni, Relawan Karhutla, camat, kades, serta pihak perusahaan, sehingga karhutla bisa diatasi bersama. Namun saat ini, mengenai karhutlabun sudah agak mendingan, karena berapa hari ini sudah ada curah hujan yang turun, semoga bisa mengurangi karhurlabun.

Terkait mengenai titik hotspot yang terjadi mulai 1 Januari hingga 9 September kemarin, yang pertama titik hotspot paling banyak yakni di OKI sebanyak 659, kedua Muba 398 dan Mura sebanyak 348, dengan tingkatan rendah, sedang dan tinggi, namun rata-rata meningkat pada 3 Agustus hingga September ini lantaran dilihat dari dampak asap yang dilihat dan dirasakan.

"Hal tersebut berdasarkan hasil Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), sebelumnya diduga terpantau pada siang dan pagi hari, namun saat ini terpantau pada malam hari, khususnya tengah malam, hal ini diduga lantaran diduga sengaja dibakar oleh oknum, karena takut ketahuan pada siang hari makanya melakukan pembakaran pada tengah malam," paparnya

Kembali, Kapolres menjelaskan, dan untuk diketahui, sembilan polsek terpantau titik hotspotnya mulai Januari hingga awal September ini, pertama Polsek Muara Lakitan 62, kedua Polsek Muara Kelingi 51, ketiga Polsek BTS Ulu 45, keempat Polsek Terawas 25, kelima Polsek Muara Beliti 22, keenam Polsek Jayaloka 5, ketujuh Polsek Megang Sakti 3, kedelapan ada dua Polsek Tugumulyo dan Polsek Purwodadi, keduanya nihil titik hotspot.

Kemudian berdasarkan peta sebaran hotspot di Kabupaten Mura bahwa Polsek Terawas menaungi empat wilayah yakni Kelurahan Terawas, Desa Tabagindo, Desa Batugane, Desa Lubungin dan Desa Pasenan. Lalu, Polsek Muara Kelingi ada enam desa, Desa Mangunjaya, Desa Lubuk Rumbai, Desa Remayu, Desa Mandi Aur, Desa Petunang dan Desa Bingin.

Selanjutnya, Polsek Muara Lakitan ada empat desa, Desa Harapan Makmur, Desa Semangus, Desa Lubuk Pandan dan Desa Prabumulih, kemudian Polsek Muara Beliti menaungi ada empat desa, Desa Suro, Desa Muara Kati, Desa Kebur, Desa Lubuk Besar. Dan yang terakhir di Polsek BTS Ulu ada tiga desa yakni Desa Sembatu Jaya, Desa Pelawe dan Desa Tambangan

Kemudian salah satu upaya yang telah dilakukan yakni, pertama upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan akan lebih efektif dan efisien bila dilaksanakan sebelum terjadinya kebakaran hutan dan lahan yakni dengan melakukan sambang desa dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan.

Kedua melaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan secara rutin dalam mencegah meluasnya aksi karhutlabun khususnya pada lokasi lahan dan kebun yang sulit dijangkau, ketiga membangun kesadaran dan meningkatkan peran serta masyarakat keempat meningkatkan peran aktif pemerintah daerah.

Kelima mengembangkan sistem peringatan dini dan deteksi dini ground check dan patroli darat bersama masyarakat, Manggala Agni dengan pemadaman secara bersama-sama serta terakhir keenam penegakan hukum dengan memberikan sanksi tegas apabila masih dilakukan karhutlabun.

Tentunya saat melakukan hal tersebut ada permasalahan yang dihadapi diantaranya yang pertama lokasi kebakaran yang sulit dijangkau dan terbatasnya sumber air di lapangan pada waktu musim kemarau, kedua wilayah yang sulit terjangkau sehingga menguntungkan para pelaku oknum untuk melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.

Ketiga masih ada warga yang buka atau menggarap lahan kebun dengan cara membakar tempat masih terdapat lahan yang belum dikelola dan atau masih dalam konflik kepemilikan sehingga berpotensi sehingga berpotensi menjadi sumber pembakaran,

"Dan, kelima setiap masyarakat yang kurang mendukung dengan kegiatan pemerintah khususnya Polri sehingga sulit dalam menanggulangi karputlah dan yang terakhir kurangnya kesadaran masyarakat dalam membantu Polri untuk memberikan informasi tentang keberadaan adanya lokasi karhutlabun," tuturnya

Sementara itu, Wakapolres Mura, Kompol M Harsono SH mengatakan bahwa sesuai arahanan dari Bapak Kapolda Sumsel, Irjen A Rachmad Wibowo SIK bahwasanya, kiranya disetiap polres beserta forkompinda serta pihak perusahaan, pertama untuk membuat Posko BPBD sekaligus Banner disertai peta kondisi wilayah, kedua pihak perusahaan kiranya untuk mendirikan Sub Posko yang terdekat dengan lokasi rawan karhutlabun, minimal dengan jarak 10 meter.

Ketiga, kepala Kepala BPBD Mura, untuk membuat grup karhutlabun, yang melibatkan kepala OPD terkait, perusahaan, polres, polsek, nantinya apabila ada informasi hotspot bisa langsung dipotong dan kita secara bersama-sama mengatisifasinya.

"Lalu, keempat bahwa ada sekitar 50 personel Satbrimob Polda Sumsel, pada Rabu mendatang, namun yang menjadi kendala yakni tidak dibekali kendaran baik roda dua dan roda empat, oleh sebab itu, mohon tim karhutla termasuk perusahaan, untuk menyiapkan kendaraan dan terakhir bagi intansi terkait untuk bersemangat, artinya apabila ada karhutla kita harus atasi, dan datang bersama-sama untuk memadamkan sekaligus pencegahan dengan melakukan sosialisasi kewarga-warga," kata Wakapolres.

Senada disampaikan, Pabung Mayor CPM Abdul Wahab mengatakan bahwa kita harus bersemangat dan karhutla ini merupakan tanggung jawab bersama, maka harus terus sosialisasi jangan membakar hutan dan lahan.

"Artinya, kita harus kompak dan bekerjasama mengatasi karhutlabun ini. Dan apabila sudah diperingatkan kepada warga warga apabila mas tidak mengindahkan atau tidak mematuhi maka tentunya akan ada sanksi khusus yang akan kita terapkan sesuai dengan SOP," kata Pabung

Kemudian, Kabag Hukum Setda Mura, Mukhlisin mengatakan bahwa mengenai akan adanya menerapkan posko bentuknya kedepan akan dilakukan sekaligus ditindaklanjuti, yang pastinya kami mendukung apabila bersama-sama untuk melakukan pencegahan sekaligus penanganan karhutlabun.

"Selain itu kami juga dari Sat Pol PP Damkar beserta dengan BPBD Mura, selalu memberikan himbauan kepada warga untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Mura," katanya.

Terakhir, Perwakilan KPH, Edi Cahyono mengatakan bahwa, pastinya kami mendukung dengan adanya upaya sekaligus penanganan terjadinya karhutlabun, selain itu kami juga siap apabila membutuhkan pelatihan mengenai permasalahan karhutlabun.

"Dan, mengenai lokasi Terawas, yang memang sering terpantau titik hotspot, karena tidak bisa dipungkiri, lokasi tersebut sulit untuk dijangkau lantaran perbukitan khususnya di Kecamatan Selangit," tutupnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama