PALI - Warga yang beraktivitas sebagai petani kebun karet antara Desa Lunas Harapan Jaya dan Desa Raja, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI mengeluhkan adanya pipa milik Pertamina yang dinilai mengganggu aktivitas perkebunan.
Dimana, pipa tersebut berada di pintu masuk tempat lalu lalang warga untuk membawa hasil tani karet.
Menyikapi itu, Ketua Ormas Aliansi Nusantara, Akuan angkat bicara. Dikatakan Akuan, pipa tersebut sebaiknya segara dikubur, sehingga tidak mengagu aktivitas warga.
"HUT RI ke ke 77, namun rakyat rasanya belum merasakan merdeka, mereka harus melewati pipa setinggi dada setiap hari ke kebun. Bukan hanya petani, tapi juga warga yang melintasi akses jalan itu, warga Desa Raja, Desa Lunas Harapan Jaya dan lainnya. Begitu sulit dilalui karena ada pipa milik Pertamina," katanya, Rabu (17/8).
Sementara, warga Lunas Harapan Jaya, Sumario, mengatakan pipa tersebut ada hampir 50 tahun ini. Ia berharap pihak Pertamina segera menanamkan pipa tersebut.
"Kalau seperti ini masyarakat yang beraktivitas ke kebun sangat terganggu, apalagi masyarakat yang ingin membawa hasil karet memakai angkong, sangat kesulitan karena adanya pipa setinggi itu," jelasnya.
Senada, warga Desa Raja, inisial S, berharap pihak Pertamina untuk menanamkan pipa tersebut. Karena setiap ia melewati jalan tersebut kerap kali kepalanya terbentur pipa, terlebih disaat hujan jalan licin.
"Persis seperti di medan perang, harus merangkak. Pada 17 Agustus di seluruh Indonesia merayakan kemerdekaan, tapi kami belum merasakan merdeka," ujarnya.
Sementara itu, Manajeman Pertamina melalui Humas Pertamina PEP Adera Field Zona 4 Hulu Rokan, menyampaikan pihaknya belum mengetahui perihal tersebut. Pihak Pertamina berujar akan berkoordinasi dengan Field.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tindak lanjut dari Pertamina terkait permasalahan tersebut.
(Snt)